PERKEMBANGAN FILSAFAT KEILMUAN ISLAM: KELAHIRAN, PERKEMBANGAN DAN KEMUNDURANNYA
Abstract
Wahyu pertama yang turun (Q.S. Al- 'Alaq: 1-5) itu dan sejumlah hadits nabi memiliki implikasi besar terhadap perkembangan keimuan pasa masa-masa berikutnya. Ahmad Amin (1969:141) mencatat bahwa pada awal timbulnya islam, barulah tujuh belas orang suku Quraisy yang pandai baca-tulis. Nabi juga menganjurkan pada pengikutnya untuk belajar membaca dan menulis.
Aisyah, istrinyapun belajar membaca. Anak angkatnya, Zain bin Haritsah disuruh pula belajar tentang tulisan Ibrani dan Suryani. Para tawanan perang dibebaskan setelah mereka dapat mengajar sepuluh muslim untuk membaca dan menulis (meski nabi sendiri ummi, tetapi ke-ummi-an beliau sangat beralasan untuk menolak anggapan bahwa Al-quran itu ciptaannya) wahyu (nash) penting mengenai ilmu tealh menjadikan alasan bagi dukungan dan respon Islam terhadap ilmu pengetahuan dan peradaban. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika tradisi keilmuan dalam Islam lantas begitu subur dan semarak pada masa-masa berikutnya.
Demikianlah, gerakan "melek huruf" untuk pertama kalinya dilakukan Islam dalam rangka pengamalan ilmu pengetahuan. Jika pada mulanya aktivitas keilmuan itu hanya telaah agama yang lebih khusus, maka pada periode berikutnya menjadi berkembang secara menyeluruh dan dalam skop yang lebih luas.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.26623/slsi.v8i1.1921
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Emrinaldi Nur DP
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
SOLUSI Published by : Fakultas Ekonomi , Universitas Semarang Soekarno Hatta Street, Tlogosari Kulon, Pedurungan Semarang City, Central Java - Indonesia P-ISSN : 1412-5331 E-ISSN : 2716-2532 Email : solusi@usm.ac.id |