Wanita Ahlul Kitab dan Hukum Menikahinya di Indonesia

Meliyani Sidiqah

Abstract


This paper aims to examine the differences in interpretation in determining the ahlul kitab women and examine the facts that occur in society and the law on marrying ahlul kitab women in Indonesia. Interfaith marriages by Muslims become polemics in Indonesia due to the strengthening of the notion of prohibition of interfaith marriages. However, this assumption is not fully believed considering that the Qur'an regulates the permissibility of marriages by Muslim men with ahlul kitab women. This paper uses a normative juridical research method with an interdisciplinary approach because it uses perspective from other scientific disciplines to support the discussion which still use the law as a standpoint. The result shows, first, there is no agreement between Islamic scholars and jurists in determining the ahlul kitab women. Second, even though the facts in society show that interfaith marriages by Muslim men are common, the law on marrying ahlul kitab women in Indonesia is still prohibited. So, this paper suggest that a decision should be agreed upon by the Islamic scholars and jurists in Indonesia to interpret the ahlul kitab women. Besides, in making provisions related to marrying ahlul kitab, the government should not strictly and decisively prohibit it, it has to comply with the provisions stipulated in Al-Qur'an Surah Al-Maidah verse 5.

 

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan penafsiran dalam menentukan wanita ahlul kitab, dan mengkaji fakta yang terjadi di masyarakat serta hukum menikahii wanita ahlul kitab di Indonesia. Perkawinan beda agama yang melibatkan pihak yang beragama Islam sering menjadi polemik di Indonesia karena menguatnya anggapan larangan terhadap perkawinan beda agama. Namun, anggapan ini nyatanya tidak diyakini sepenuhnya mengingat dalam Al-Qur’an pun diatur mengenai kebolehan perkawinan yang dilangsungkan oleh pria Muslim dengan wanita ahlul kitab. Tulisan ini disusun menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan interdisipliner karena menggunakan sudut pandang beberapa cabang ilmu untuk mendukung materi bahasan dengan titik berdiri dari sudut pandang hukum. Dari hasil penelitian, pertama, belum ada kesepakatan dari para ulama dan ahli hukum Islam dalam menentukan golongan wanita mana yang termasuk ahlul kitab. Kedua, meskipun fakta di masyarakat menunjukkan bahwa perkawinan beda agama yang melibatkan pria Muslim banyak terjadi, hukum menikahi wanita ahlul kitab di Indonesia tetap dilarang. Maka, tulisan ini menyarankan harus ada keputusan yang disepakati oleh para ulama dan ahli hukum Islam di Indonesia mengenai tafsiran golongan-golongan wanita ahlul kitab. Selain itu, dalam membuat ketentuan terkait menikahi ahlul kitab, pemerintah sebaiknya tidak melarang secara keras dan tegas melainkan harus menyesuaikan dengan ketentuan yang sudah diatur di Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 5. 

 

 

 

 


Keywords


Ahlul Kitab; Interfaith Marriage; Women Kitab; Perkawinan Beda Agama; Wanita

Full Text:

PDF

References


Abubakar, Al Yasa, dan Novita. “Pandangan Imam Ibnu Taimiyah Tentang Perkawinan Laki-Laki Muslim Dengan Wanita Ahlul Kitab.” Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam 1, no. 2 (2017): 289–318. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/sjhk.v1i2.2383.

Aklima, Dian Zulfa, Fauzah Nur Aksa, dan Ramziati. “Kekuatan Hukum Putusan Dalam Perkawinan Campuran (Beda Agama) (Studi Putusan No. 622/Pdt.P/2018/PN.Mks.).” Reusam: Jurnal Ilmu Hukum 9, no. 1 (2021): 137–49. https://doi.org/https://doi.org/10.29103/reusam.v9i1.3867.

Al-Hafni, Abdul Mun’im. Ensiklopedia: Golongan, Kelompok, Aliran, Mazhab, Partai, Dan Gerakan Islam. Cet. I. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2006.

Al-Qur’an (n.d.).

Argawati, Utami. “Pernikahan Beda Agama Menimbulkan Kemudaratan Berkelanjutan.” Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2022. https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18664&menu=2.

Budiarti. “Analisis Yuridis Perkawinan Beda Agama Dengan Pendekatan Maqashid Al-Syariah Dalam Konteks Negara Hukum Pancasila.” Justicia Islamica 15, no. 1 (2018): 27–47. https://doi.org/10.21154/justicia.v15i1.1362.

Dahwal, Sirman. Hukum Perkawinan Beda Agama Dalam Teori Dan Praktiknya Di Indonesia. Bandung: Mandar Maju, 2016.

Djuned, Muslim, dan Nazla Mufidah. “Makna Ahli Kitab Dalam Tafsir Al-Manar.” Tafse: Journal of Qur’anic Studies 2, no. 1 (2017): 1–13. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/tafse.v1i1.8065.

Drajat, Muhammad Rifqi Rafi, dan Vidya Khairina Utami. “Perkawinan Beda Agama Pada Penghayat Kepercayaan Sunda Wiwitan Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Undang-Undang Perkawinan.” Surya Kencana Satu: Dinamika Masalah Hukum Dan Keadilan 14, no. 1 (2023): 61–73. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.32493/jdmhkdmhk.v14i1.29501.

Fahimah, Siti. “Urgensitas Amr Nahy Dalam Memahami Ayat-Ayat Al Qur’an.” Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Tafsir 1, no. 1 (2018): 1–13. https://ejournal.iai-tabah.ac.id/index.php/Alfurqon/article/view/201.

“Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 4/MUNAS VII/MUI/8/2005 Tentang Perkawinan Beda Agama,” 2005.

Fuadi, Ahmad, dan Devi Anggreni Sy. “Pernikahan Beda Agama Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Di Indonesia.” Jurnal Hadratul Madaniyah 7, no. 2 (2020): 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.33084/jhm.v7i2.1986.

Galib, Muhammad. Ahl Al Kitab, Makna Dan Cakupannya. Jakarta: Paramadina, 1998.

Gunawan, Leo Agung Srie. “Problematika Jatuh Cinta: Sebuah Tinjuan Filosofis.” LOGOS 15, no. 2 (2018): 1–30. https://doi.org/https://doi.org/10.54367/logos.v15i2.319.

Haitoni, Faisal. “Komparasi Penafsiran Ayat-Ayat Pernikahan Beda Agama.” Tajdid: Jurnal Ilmu Ushuluddin 17, no. 2 (2018): 203–28. https://doi.org/https://doi.org/10.30631/tjd.v17i2.71.

Hakim, Muhammad Luqman, dan Mohamad Maulidin Alif Utama. “Ahlul Kitab Dalam Perspektif Islam.” JIQTA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 1, no. 2 (2022): 110–26. https://doi.org/https://doi.org/10.36769/jiqta.v1i2.287.

Hakim, Nurul, and Ali Fauzi. “The Concept Of Ahl Al-Kitab: Recognition Adherents Of Ahl Al-Kitab.” Dialogia: Jurnal Studi Islam Dan Sosial 19, no. 1 (2021): 191–212. https://doi.org/https://doi.org/10.21154/dialogia.v19i1.2575.

Ilham, Muhammad. “Nikah Beda Agama Dalam Kajian Hukum Islam Dan Tatanan Hukum Nasional.” TAQNIN: Jurnal Syarian Dan Hukum 2, no. 1 (2020): 43–58. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30821/taqnin.v2i1.7513.

Ismail, Nawari. Religiositas Dan Kebudayaan Dalam Keluarga Lintas Agama. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2019.

Karim, Herman M. “Keabsahan Perkawinan Beda Agama Di Indonesia Dalam Perspektif Cita Hukum Pancasila.” Adil: Jurnal Hukum 8, no. 2 (2017): 185–209. https://doi.org/https://doi.org/10.33476/ajl.v8i2.655.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (1847).

Madsuri, dan Mukhlisin. “Perkawinan Antara Muslim Dan Wanita Ahli Al Kitab Menurut Pandangan Islam : Tafsir Ayat Al Ahkam.” Jurnal Alasma: Media Infoemasi Dan Komunikasi Ilmiah 2, no. 2 (2020): 285–94. https://jurnalstitmaa.org/alasma/article/view/49.

“Menag: Esensi Ajaran Agama Itu Memanusiakan Manusia.” Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. https://kemenag.go.id/read/menag-esensi-ajaran-agama-itu-memanusiakan-manusia-g9k2b.

Mukmin, Agus. “Ahl Al-Kitab Perspektif M. Quraish Shihab Dan Implikasi Hukumnya Dalam Bermuamalah.” Jurnal Iqtishaduna: Economic Doctrine 4, no. 2 (2021): 570–84. https://doi.org/https://doi.org/10.53888/iqtishaduna.v4i2.475.

Muliarman. KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Permata Press, 2020.

Munir, Akmal Abdul, Mualimin Mochammad Sahid, Zulkifli, and Ahmad Fauzi. “The Reasons for Permission to Marry Ahlul Kitāb Women in the View of Sayyid Sabiq.” Al-’Adalah 18, no. 2 (2021): 289–302. https://doi.org/https://doi.org/10.24042/adalah.v18i2.10350.

Mustadha, Ashoff. “Agama Untuk Memanusiakan Manusia.” Jabar, 2022. https://jabar.nu.or.id/ngalogat/agama-untuk-memanusiakan-manusia-tboDF.

Nafisah, Durotun. “Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Historis Normatif Dan Filosofis.” An-Nidzam: Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Studi Islam 6, no. 1 (2019): 37–52. https://doi.org/https://doi.org/10.33507/an-nidzam.v6i1.183.

Nurcahaya, Mawardi Dalimunthe, dan Srimurhayati. “Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Hukum Islam.” Jurnal Hukum Islam 18, no. 2 (2018): 141–56. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24014/hi.v18i2.4973.

Octaviana, Dila Rukmi, dan Reza Aditya Ramadhani. “Hakikat Manusia : Pengetahuan (Knowladge), Ilmu Pengetahuan (Sains), Filsafat Dan Agama.” Jurnal Tawadhu 5, no. 2 (2021): 143–59. https://doi.org/https://doi.org/10.52802/twd.v5i2.227.

Rizaty, Monavia Ayu. “Mayoritas Penduduk Indonesia Beragama Islam Pada 2022.” DataIndonesia.id, 2023. https://dataindonesia.id/varia/detail/mayoritas-penduduk-indonesia-beragama-islam-pada-2022.

Safuan, Ismartaya, dan Budiandru. “Fraud Dalam Perspektif Islam.” Owner : Riset Dan Jurnal Akuntansi 5, no. 1 (2021): 219–28. https://doi.org/10.33395/owner.v5i1.330.

Shodiq, Jafar, Misno, dan Abdul Rosyid. “Pernikahan Beda Agama Menurut Imam Madzhab Dan Hukum Positif Di Indonesia.” Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial Islam 7, no. 1 (2019): 1–30. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30868/am.v7i01.543.

Sidiqah, Meliyani. “Legal Vacuum in Interfaith Marriage Rules in Indonesia.” Iblam Law Review 3, no. 1 (2023): 99–110. https://doi.org/https://doi.org/10.52249/ilr.v3i1.119.

Sumarto. “Budaya, Pemahaman Dan Penerapannya ‘Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Keseninan Dan Teknologi.’” Jurnal Literasiologi 1, no. 2 (2019): 144–59. https://doi.org/https://doi.org/10.47783/literasiologi.v1i2.49.

Syakhrani, Abdul Wahab, dan Muhammad Luthfi Kamil. “Budaya Dan Kebudayaan: Tinjauan Dari Berbagai Pakar, Wujud-Wujud Kebudayaan, 7 Unsur Kebudayaan Yang Bersifat Universal.” Cross-Border 5, no. 1 (2022): 782–91. https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/Cross-Border/article/view/1161.

Syakur, Abdul, dan Muhammad Yusuf. “Penggolongan Ahlul Kitab Dalam Al-Qur’an.” Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam 1, no. 1 (2020): 1–12. https://doi.org/https://doi.org/10.55623/au.v1i1.1.

Tanjung, Indra Utama, dan Dhiauddin Tanjung. “Undang-Undang Perkawinan Dan Nikah Beda Agama Hukum Islam Dan Hukum Positif.” Jurnal Kewarganegaraan 6, no. 4 (2022): 6792–6801. https://doi.org/https://doi.org/10.31316/jk.v6i4.4255.

Tohari, Ilham, dan Karunia Hazyimara. “Status Hak Waris Perkawinan Beda Agama Di Indonesia Perspektif Yuris Islam Klasik Dan Kontemporer.” Peradaban Journal of Law and Society 2, no. 1 (2023): 78–92. https://doi.org/https://doi.org/10.59001/pjls.v2i1.75.

Undang-Undang Dasar 1945 (1945).

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (1974).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (2006).

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (1999).

Yanti, Ziska. “Kajian Intertektualitas Ayat Ajl Al-Kitab Dalam Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab Dengan Tafsir Al-Mizan Karya Husein Thathaba’i.” El-Mäqrä: Tafsir, Hadis Dan Teologi 2, no. 1 (2022): 19–32. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31332/elmaqra.v2i1.3988.

Zeinudin, Moh., dan Oos Ariyanto. “Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Keadilan Bermartabat.” Jurnal Jendela Hukum 9, no. 1 (2022): 13–23. https://doi.org/https://doi.org/10.24929/fh.v9i1.1955.




DOI: http://dx.doi.org/10.26623/julr.v6i3.7823

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 JURNAL USM LAW REVIEW

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Jurnal USM LAW REVIEW : Journal Law published by Magister Hukum Universitas Semarang is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License.