Urgensi Revisi Undang-Undang Tentang Wilayah Negara Indonesia

Ilham Pradana Adinegoro, Joko Setiyono

Abstract


This study aims to find out the "gap" and "solution" regarding Indonesian territorial law using a case study of the Sipadan-Ligitan dispute between Indonesia and Malaysia. This later became a lesson for Indonesia to revise the country's territorial law, which is the aim of this research. Using qualitative analysis research methods with literature studies, it was found that until the last law regarding territoriality, namely Law Number 43 of 2008, there was no map image of Indonesia's territory which could be strong evidence of how Indonesia's territory should be, coupled with evidence in In the field there is no strong evidence that Indonesia has managed the two islands in historical records. Thus, the urgency to revise Indonesia's territorial law is needed to prevent similar incidents such as the Sipadan-Ligitan dispute from happening again in the future. Due to the existence of strong legal facts coupled with a strong legal basis regarding territoriality it will be very helpful in resolving territorial disputes such as Sipadan-Ligitan, so that events do not repeat where they lost the argument that led to the International Court of Justice then winning Malaysia based on the principle of effectiveness through evidence of activity administered by Malaysia.

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “celah” dan “solusi” mengenai hukum kewilayahan Indonesia menggunakan studi kasus sengketa Sipadan-Ligitan antara Indonesia dengan Malaysia. Hal ini kemudian menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk melakukan revisi undang-undang wilayah negara, yang menjadi tujuan penelitian ini. Menggunakan metode penelitian analisis kualitatif dengan studi literatur, ditemukan bahwa hingga di dalam undang-undang terakhir mengenai kewilayahan yaitu Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008, tidak tercantum gambar peta wilayah Indonesia yang dapat menjadi bukti kuat bagaimana wilayah Indonesia yang seharusnya, ditambah dengan bukti di lapangan tidak terdapat suatu bukti yang kuat bahwa Indonesia telah mengelola kedua pulau tersebut dalam catatan historis. Urgensi untuk merevisi undang-undang wilayah negara Indonesia diperlukan untuk mencegah kejadian serupa seperti sengketa Sipadan-Ligitan terjadi lagi di masa depan. Adanya fakta hukum yang kuat ditambah dengan dasar hukum yang kuat mengenai kewilayahan akan sangat membantu dalam menyelesaikan sengketa wilayah seperti Sipadan-Ligitan, hingga jangan sampai terulang peristiwa dimana kalah dalam argumentasi yang menyebabkan International Court of Justice kemudian memenangkan Malaysia berdasarkan prinsip efektivitas melalui bukti kegiatan administratif yang dilakukan Malaysia.

 

 

 

 

 

 

 


Keywords


State Territorial Law; Sipadan-Ligitan Dispute; Hukum Kewilayahan Negara; Sengketa Sipadan-Ligitan

Full Text:

PDF

References


Adolf, Huala. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2020.

Ardyantara, David Maharya, Kadi Sukarna, Bambang Sadono, and Zaenal Arifin. “Reposisi Kewenangan Antar Lembaga Negara Dalam Pengaturan Terkait Pertahanan Keamanan Kemaritiman Nasional.” Jurnal Usm Law Review 3, no. 2 (2020): 404. https://doi.org/10.26623/julr.v3i2.2593.

Arman Anwar, V. J. B. Rehatta, Vondaal Vidya Hattu, Johanis S. F. Peilouw, Tomy Palijama Welly Angela Riry, Popi Tuhulele, Wilshen Leatemia, Richard Marsillio Waas Lucia Ch. O. Tahamata, J. A. Y. Wattimena, and Irma Halimah Hanafi Dyah Ridhul Airin Daties. Hukum Internasional. Bandung: Widina Bhakti Persada, 2021.

Behrens, Peter. “Alternative Methods of Dispute Settlement Dalam International Economic Relations.” In Adjudication of International Trade Dispute in International and National Economic Law. Fribourg, 1992.

Djalal, Hasjim. “Penyelesaian Sengketa Sipadan-Ligitan: Interpelasi.” Jurnal Hukum & Pembangunan 33, no. 1 (2017): 127. https://doi.org/10.21143/jhp.vol33.no1.1374.

Fuadillah, Muhammad Nugraha. “Tantangan Kedaulatan Maritim Indonesia Di Laut Sulawesi Pasca Lepasnya Pulau Sipadan Dan Ligitan.” Jurnal Sosial-Politika 1, no. 1 (2020). https://doi.org/10.54144/jsp.v1i1.2.

Hendrapati, Marcel. “Implikasi Keputusan Mahkamah Internasional Mengenai Kasus Pulau-Pulau Sipadan Dan Ligitan Terhadap Titik Pangkal Dan Delimitasi Maritim (Kajian Hukum Internasional).” Universitas Hasanuddin, 2013.

International Committee of the Red Cross. “Occupation and Other Forms of Administration of Foreign Territory.” Human Rights Quarterly, 2012, 1–12. www.icrc.org.

Justice, International Court of. ICJ Statute, 1945.

Juwana, Hikmahanto. “Putusan MI Atas Pulau Sipadan Dan Ligitan.” Indonesian Journal of International Law 1, no. 1 (2021). https://doi.org/10.17304/ijil.vol1.1.166.

Kohona, Palitha. The Regulation of International Economic Relations Through Law. Boston: Martinus Nijhoff Publishers, 1985.

Kurnia, M P. Harmonisasi Hukum Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia Berbasis Teknologi Geospasial, 2011. http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160847.

Lestari, Tri Ditaharmi, and Ridwan Arifin. “Sengketa Batas Laut Indonesia Malaysia (Studi Atas Kasus Sipadan Ligitan: Perspektif Indonesia).” Jurnal Panorama Hukum 4, no. 1 (2019): 1–10. https://doi.org/10.21067/jph.v4i1.2870.

Lubis, Aan Fourdes. “Diplomasi Indonesia-Malaysia Dalam Kasus Kepemilikan Pulau Sipadan Dan Ligitan.” Universitas Sumatera Utara, 2018.

Mahmodin, Mohammad Mahfud. Politik Hukum Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Mangku, Dewa Gede Sudika. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Yogyakarta: Ruas Media, 2019.

Nations, United. United Nations Charter, 1945.

Novitasari, Choirunnisa Nur. “Analisis Putusan Mahkamah Internasional Dalam Kasus Sengketa Indonesia-Malaysia Mengenai Pulau Sipadan Dan Ligitan.” The Digest: Journal of Jurisprudence and Legisprudence 2, no. 2 (2021): 231–62. https://doi.org/10.15294/digest.v2i2.48638.

Purwaka, Tommy Hendra. “Tinjauan Hukum Laut Terhadap Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada 26, no. 3 (2015): 355. https://doi.org/10.22146/jmh.16024.

RI, DPR. Draft Naskah Akademik RUU Tentang Wilyah Negara, 2006.

Sanjaya, Jaka Bangkit. “Analisis Mengenai Kesepakatan Negara Indonesia Dalam Memutusakan Penyelesaian Kasus Sipadan Dan Ligitan Melalui Mahkamah Internasional.” Jurnal Analisis Hukum (JAH) 4, no. 1 (2021): 98–119.

Saptopo Bambang Ilkodar, Mohtar Mas’oed, Poppy S Winanti. “Bersengketa Dalam Spirit Asean: Penerapan ASEAN Way Dalam Pengelolaan Sengketa Kepemilikan Pulau Sipadan Dan Pulau Ligitan, Sengketa Kepemilikan Pulau Batu Putih, Dan Sengketa Kepemilikan Wilayah Sabah.” Universitas Gadjah Mada, 2018.

Widiastuti, Arum. “Perspektif ASEAN Terhadap Prinsip Non-Intervensi.” Jurnal Usm Law Review 5, no. 1 (2022): 377. https://doi.org/10.26623/julr.v5i1.4802.

Yusvitasari, Devi. “Strategi Pemerintah Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa Tentang Penetapan Batas Laut Antara Indonesia Dan Malaysia Di Blok Ambalat.” Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha 8, no. 1 (2020): 157–67.




DOI: http://dx.doi.org/10.26623/julr.v6i1.5832

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 JURNAL USM LAW REVIEW

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Jurnal USM LAW REVIEW : Journal Law published by Magister Hukum Universitas Semarang is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License.