Urgensi Resolusi Konflik Klaim Nine Dash Line Tingkok Di Perairan Natuna Utara

Muhammad Wirtsa Firdaus, Andri Yanto, Faidatul Hikmah, Sigit Nugroho

Abstract


The purpose of this study is to elaborate the urgency of resolving the Chinese and Indonesian Nine Dash Line conflict in North Natuna waters. As a strategic area with economic resource value and important global shipping lanes, the creation of a sense of security and legal certainty is an unavoidable necessity. The method used in the research is juridical-normative, with a review of laws and regulations, international legal norms, and international arbitration jurisprudence related to China's claims to the South China Sea and North Natuna. International jurisdiction based on UNCLOS 1982 establishes North Natuna as part of Indonesia's EEZ with sovereign rights. China's claims and direct intervention against North Natuna are illegal and violate the norms of international law. In this regard, differences in views and national interests between Indonesia and China result in a number of potential conflicts in North Natuna, including the entry of fishing boats and Chinese coastal patrols. In contrast to a number of related literature, this study specifically provides strategic considerations related to the most potential approach in conflict resolution, namely through ASEAN-China collective diplomacy with the Code of Conduct. Identification of conflict resolution strategies is a fundamental and urgent aspect in this study, with comprehensive consideration related to the causes, interests, and projects of conflict resolution that occurred in North Natuna.

 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengelaborasi urgensitas penyelesaian konflik Nine Dash Line Tiongkok dan Indonesia di perairan Natuna Utara. Sebagai kawasan strategis dengan nilai sumberdaya ekonomi dan jalur perlintasan pelayaran global yang penting, penciptaan rasa aman dan kepastian hukum menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah yuridis-normatif, dengan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, norma hukum internasional, serta yurisprudensi arbitrase internasional terkait dengan klaim Tiongkok atas Laut Tiongkok Selatan dan Natuna Utara. Yurisdiksi internasional berdasarkan UNCLOS 1982 menetapkan Natuna Utara sebagai bagian ZEE Indonesia dengan hak berdaulat. Klaim dan intervensi langsung Tiongkok terhadap Natuna Utara adalah bentuk tindakan ilegal dan menyalahi norma hukum internasional. Dalam hal ini, perbedaan cara pandang dan kepentingan nasional antara Indonesia dan Tiongkok menghasilkan sejumlah potensi konflik di Natuna Utara, termasuk diantaranya dengan masuknya kapal nelayan dan patroli pantai Tiongkok. Berbeda dengan sejumlah literatur terkait, penelitian ini secara spesifik memberikan pertimbangan strategis terkait pendekatan yang paling potensial dalam resolusi konflik, yakni melalui diplomasi kolektif ASEAN-Tiongkok dengan Code of Conduct. Identifikasi strategi resolusi konflik merupakan aspek yang fundamental dan urgentif dalam penelitian ini, dengan pertimbangan komprehensif terkait dengan penyebab, kepentingan, dan proyekni penyelesaian konflik yang terjadi di Natuna Utara.

 

 


Keywords


Conflict Resolution; Natural Resources; Nine Dash Line; North Natuna;Natuna Utara; Nine Dash Line; Resolusi Konflik; Sumber Daya Alam

Full Text:

PDF

References


Adikara, Ahmad Pradipta Budhihatma, dan Adis Imam Munandar. “Tantangan Kebijakan Diplomasi Pertahanan Maritim Indonesia Dalam Penyelesaian Konflik Laut Natuna Utara.” Jurnal Studi Diplomasi Dan Keamanan 13, no. 1 (26 Januari 2021). https://doi.org/10.31315/jsdk.v13i1.4365.

Benuf, Kornelius, dan Muhamad Azhar. “Metodologi Penelitian Hukum sebagai Instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer.” Gema Keadilan 7, no. 1 (2020): 20–33. https://doi.org/10.14710/gk.2020.7504.

Benyamin, Jefferson, dan Hikmat Zakky Almubaroq. “The Dynamics of The China Maritime Militia Conflict In South China Sea On Sovereignty Indonesian Countries And ASEAN Region Countries.” JESS (Journal of Education on Social Science) 5, no. 2 (31 Januari 2022): 185. https://doi.org/10.24036/jess.v5i2.385.

Chamdani, Muhammad Fanny, dan Himuyatul; Hasanah. “Kajian Yuridis tentang Kebijakan Indonesia Dalam Memperkuat Hak Berdaulat Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Di Kepulauan Natuna.” Fairness and Justice: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum 8, no. 1 (2020): 69–79. https://doi.org/10.32528/faj.v18i1.6526.

Dewa Gede Sudika Mangku dan Muhammad Adam Firdaus. “International Law And The Role Of The State Of Indonesia In Asean As A Conflict Medium On South China Sea Issues.” Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) 8, no. 1 (24 Oktober 2022): 453–68. https://doi.org/10.23887/jkh.v8i1.47022.

Faisal, Anri Darmawan, Muhammad Rustamaji, Muhammad Wirtsa Firdaus, dan Rahmaddi. “Kebijakan Legislasi Pembaruan Pemidanaan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.” Jurnal Magister Hukum Udayana 11, no. 4 (2022): 928–42.

Faisal, Derita Prapti Rahayu, dan Anri Darmawan. “Pemaknaan Kebijakan Kriminal Perbuatan Santet dalam RUU KUHP.” Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia 5, no. 1 (2023): 220–32.

Fernandes, Inggrit, Zainul Daulay, Ferdi Ferdi, dan Delfiyanti Delfiyanti. “Status of Indonesia’s Sovereign Rights in the North Natuna Sea Conflict Area Consequences of China’s Nine-Dash Line Claim.” Linguistics and Culture Review 5, no. S3 (29 Desember 2021): 1775–83. https://doi.org/10.21744/lingcure.v5nS3.2051.

———. “Status of Indonesia’s Sovereign Rights in the North Natuna Sea Conflict Area Consequences of China’s Nine-Dash Line Claim.” Linguistics and Culture Review 5, no. S3 (29 Desember 2021): 1775–83. https://doi.org/10.21744/lingcure.v5nS3.2051.

Gao, Zhiguo, dan Bing Bing Jia. “The Nine-Dash Line in the South China Sea: History, Status, and Implications.” American Journal of International Law 107, no. 1 (2013): 98–123. https://doi.org/10.5305/amerjintelaw.107.1.0098.

Hadiwijaya, Bambang. “Strategi Pertahanan Maritim Di Laut Natuna Utara Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.” Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 9, no. 3 (2022): 418–29.

Hongbin, Ding, dan Ihsan Ullah. “The South China Sea’s Nine Dash Line: Key Disputes And China’s Historical Rights Claims.” Journal of Pakistan-China Studies (JPCS) 3, no. 1 (1 Desember 2022): 67–86. https://doi.org/10.55733/jpcs.v3i1.53.

Kalembang, Joseph Victoryadi, dan Yuwanto. “Analisis Sangketa Zona Ekonomi Ekslusif Antara Indonesia dan RRT di Kepulauan Natuna.” Journal of Politic and Government Studies 9, no. 4 (2020): 1–14.

Lasabuda, Ridwan. “Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia.” Jurnal Ilmiah Platax 1, no. 2 (19 Maret 2013): 92. https://doi.org/10.35800/jip.1.2.2013.1251.

Lysaght, Padraig. “The South China Sea Conflict: Ten Thousand Stones and a Nine-Dash- Line – Rethinking Maritime Space Concepts.” Dalam Unresolved Border, Land, and Maritime Disputes in Southeast Asia, 168–82. 2017. BRILL, 2017.

McDorman, Ted. “Rights and Jurisdiction over Resources in the South China Sea: UNCLOS and the ‘Nine-Dash Line.’” Dalam The South China Sea Disputes and Law of the Sea, Vol. 5, 2014.

Nopriyansah, Mulya, dan Derita Prapti Rahayu. “Kontribusi Hukum Progresif Dalam Perubahan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.” Jurnal Keadilan 21, no. 1 (2023): 50–59.

Prayuda, Rendi, dan Fanesa Angeli. “Analisis Implementasi Konsep Coc (Code Of Conduct) Dalam Penyelesaian Konflik Di Laut Natuna Utara.” Jurnal PIR : Power in International Relations 4, no. 2 (11 Desember 2020): 137. https://doi.org/10.22303/pir.4.2.2020.137-150.

Redi, Ahmad. “Dinamika Konsepsi Penguasaan Negara Atas Sumber Daya Alam.” Jurnal Konstitusi 12, no. 2 (20 Mei 2016): 401. https://doi.org/10.31078/jk12210.

Rizani, Naifa. “ASEAN Way: Managing Expectation in the Code of Conduct for the South China Sea.” Global: Jurnal Politik Internasional 23, no. 2 (6 Desember 2021): 218. https://doi.org/10.7454/global.v23i2.666.

Suharman, Yoga. “Dilema Keamanan dan Respons Kolektif ASEAN Terhadap Sengketa Laut Cina Selatan.” Intermestic: Journal of International Studies 3, no. 2 (15 Mei 2019): 127. https://doi.org/10.24198/intermestic.v3n2.3.

Suropati, Untung, Ian Montratama, dan Yohanes Sulaiman. Indonesian INC: Peta Jalan Menuju Poros Maritim Dunia. Elex Media Komputindo, 2019.

Tampi, Butje. “Konflik Kepulauan Natuna Antara Indonesia Dengan China (Suatu Kajian Yuridis)” 23, no. 10 (t.t.).

Yanto, Andri. Hukum dan Manusia: Riwayat Peralihan Homo Sapiens Hingga Homo Legalis. Yogyakarta: Segap Pustaka, 2022.

———. “Resolusi Konflik Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia Dan Vietnam Dalam Pengamanan Sumber Daya Maritim Natuna Utara.” Recht Studiosium Law Review 2, no. 1 (2023): 9–18.

Ye, Jian-liang, Xu-wen Qin, Wen-wei Xie, Hai-long Lu, Bao-jin Ma, Hai-jun Qiu, Jin-qiang Liang, dkk. “The Second Natural Gas Hydrate Production Test in the South China Sea.” China Geology 3, no. 2 (2020): 197–209. https://doi.org/10.31035/cg2020043.




DOI: http://dx.doi.org/10.26623/jic.v8i2.6972

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Ius Constituendum

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Jurnal Ius Constituendum :  Journal Law by Program Studi Magister Hukum Universitas Semarang is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License.