Wibunisme : Apakah bukti fanatisme menurunkan nasionalisme di Kalangan Mahasiswa

Authors

  • Dimas Saputra Universitas Pendidikan Indonesia
  • Ramadhan Nadhif Firdaus Universitas Pendidikan Indonesia
  • Yola Oktavia Amelia Universitas Pendidikan Indonesia
  • Wanda Nadriah Fajrianti Universitas Pendidikan Indonesia
  • Supriyono Supriyono Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26623/jdsb.v25i3.6872

Keywords:

Wibu, Nasionalisme, Budaya

Abstract

Artikel ini membahas tentang fenomena Wibu di Indonesia, yang berasal dari bahasa Inggris Weeaboo, dan mengacu pada orang-orang non-Jepang yang memiliki obsesi dan kecintaan terhadap budaya populer Jepang. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengeksplorasi dampak fanatisme Wibu terhadap nasionalisme di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara metode kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan kuesioner yang disebarkan kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fanatisme Wibu dapat menghambat kemajuan nasionalisme dan merusak kesatuan nasional. Sebelumnya belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa fanatisme terhadap budaya asing dapat menurunkan nasionalisme. Kontribusi penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena Wibu dan dampaknya terhadap nasionalisme di Indonesia. Artikel ini juga memberikan saran-saran tentang bagaimana cara mengurangi fanatisme Wibu yang berlebihan dan mempromosikan kesadaran nasionalisme.

Author Biography

  • Supriyono Supriyono, Universitas Pendidikan Indonesia
    Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, Universitas Pendidikan Indonesia.

References

Eliani, J., Yuniardi, M. S., & Masturah, A. N. (2018). Fanatisme dan perilaku agresif verbal di media sosial pada penggemar idola K-Pop. Psikohumaniora: Jurnal penelitian psikologi, 3(1), 59-72. DOI: 10.21580/pjpp.v3i1.2442

Fadhilah, R. (2020). Fanatisme Suporter Sepak Bola Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan (Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).

Clements, J. (2017). Anime: A history. Bloomsbury Publishing.

Denison, R. (2015). Anime: A critical introduction. Bloomsbury Publishing.

Ulama, M. H. (2023). Gaya hidup wibu melalui anime (Studi pada remaja di Kabupaten Tulungagung) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Wijaya, Y. S. A. (2020). Interaksionisme Simbolik Kelompok “Wibu” di Salatiga dalam Mengekspresikan Diri (Doctoral dissertation).

Sinata, K. A., Saputra, E., Purnama, A., Iskandar, R. P. P., & Azis, A. (2023). analisis tindakan perundungan terhadap kelompok wibu di event “mangdu jpop zone” mangga dua. Pendidikan Karakter Unggul, 1(1).

Ariyunia, A. (2022). Fenomena Perubahan Gaya Hidup Remaja Berorientasi Pada Budaya Populer Jepang Melalui Anime Di Kelurahan Perjuangan Kota Tanjung Balai (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Medan).

Wahidati, L., & Sarinastiti, E. N. (2018). Perkembangan Wisata halal di jepang. Jurnal Gama Societa, 1(1), 9-19.

Kurniawan, R. A. (2017). Kebudayaan Lokal dalam Komik Superhero Indonesia. INVENSI, 2(1), 9-15.DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v2i1.1803

Rudiawan, SA. Diplomasi Kebudayaan Jepang di Indonesia melalui Japan Cultural Weeks 2021 oleh Japan Foundation Jakarta. DOI: 10.20473/jhi.v15i2.36293

Robles, M. U. (2013). Fanaticism in Psychoanalysis: Upheavals in the Psychoanalytic Institutions. Karnac Books.

Widiyono, S. (2019). Pengembangan nasionalisme generasi muda di Era Globalisasi. Populika, 7(1), 12-21.

Wardhana, O. W. (2023). subculture career as an alternative to japanophilia or weeaboo (wibu) Yogyakarta otsuru community. Commsphere: Jurnal Mahasiswa Ilmu Komunikasi, 1(I), 34-40.

Putri, A. P. (2018). Pengaruh konformitas dan fanatisme terhadap perilaku solidaritas. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(3).

Downloads

Published

2023-10-31